— 451 —
Julie lantas melaga maoe tjari koentji itoe, dan ija berkata pada ajahnja: „saja tinggal itoe di dalem kamar."
Kemoedian ija lantas berlaloe dan pergi pada Emmnuel aken tanja pikirannja toewan ini.
„Djangan kasihken koentji itoe pada ajahmoe Nona!" kata Emmanuel: „dan kaloe boleh di hari besok djangan kaoe tinggalken ajahmoe sendiri-diri."
Julie, lantas maoe tanjaken ini dan itoe, tapi Emmanuel ida maoe bilang apa-apa lagi.
Di dalem antero malem antara tanggal 4 dan 5 September, njonja Morrel tida berenti memasang koeping. Sampe poekoel tiga liwat tengah-malem, ija masi denger boenji kakinja toewan Morrel ijang berdjalan boelak-balik di dalem kamar, liwat itoe waktoe, baroelah toewan itoe rebah di pembaringan.
Nona Julie temani iboenja bergadang.
Sedari kemaren ija-orang ada menanti datengnja Maximiliaan.
Di waktoe pagi poekoel delapan toewan Morrel dateng pada anak-istrinja: moekanja ada kalihatan poetjat, dan anak istrinja tida berani tanjaken kawarasannja.
Lakoenja toewan Morrel pada anak dan istrinja di itoe hari ada lebih manis dari biasa; tida poetoes ija memandang pada nona Julie dan sebentar-bentar peloek anaknja itoe.
Julie ingat pada pesanannja Emmanuel, maka tempo ajahnja berlaloe, ija maoe engikoet; tapi ajahnja tjegahken dia, dengen berkata: „Diamlah sadja di sini sama iboemoe."
Julie maoe paksa mengikoet; tapi ajahnja lantas berkata.
„Akoe maoe kaoe tinggal diam di sini."
Baroelah di itoe waktoe toewan Morrel taoe berkata pada