Halaman:Bidadari Binal.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

„BIDADARI BINAL”

57

Gagal persatukan Arak dengan Tauhid, Ho Eng-djie tetap bersifat dengan pantunnja......

Diantara pantun² jang tidak terlalu „mabok”, Kim-seng dapatkan apa-apa jang berharga......

Sukku garrimmi linoa,
Kuring kuringmi donia,
Tarra ringoa,
Tattalingri sirinti.

Penjakit dunia sudah tjukup,
Kekosongan telah lama mereres,
Sjarat dari loba dan tama,
Timbul meluasnja dengki hati......

Dimana manusia masih bersedjarah, disana perasaan loba dan tama tetap meradjalela......

Inilah penjakit dunia dan penjakit manusia, kata Ho Eng-Djie......

Almathum Hadji Jusuf, Guru besar dari Selajar Sulawesi Selatan, pernah berkata:

Segala lahir jang tidak mempunjai bathin, akan musna binasa.

Bathin jang tidak mempunjai lahir akan rugi musna...

Lahir dan bathin pada waktu ini rusak dan hantjur.

Semua akan rusak dan hilang, dikala Kebeneran besar datang.

Kebeneran akan dapat tertjapai oleh kita, apabila kita dapat hilangkan segala pengetahuan lahir kita, baik pengetahuan pantjaindra maupun pengetahuan bathin......

Djika kita dapat insjaf hal kebeneran, jang benar akan melihat njata segala tjorak Noraka djahanam....

Djika kita jakin bermain-main dengan kebeneran, tentu kebeneran akan sering datang bertamu......

Banjak orang tidak dapat melihat barang jang berlindung jalah kebeneran....