Halaman:Bidadari Binal.pdf/60

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

54

TJILIK ROMAN'S

perempuan, memang tidak dapat lari dari kewadjiban......”.

„Ngko salah, perkawinan saja tidak ada paksaan orang tua. Hutjin dan Butjin saja membebaskan saja, apa mau saja, apa kata saja dalam sepakterdjang saja dalam usia dewasa...... Saja sendiri tergoda, saja sendiri gugurkan tjita-tjita jang mulia itu, dan datangkan seselan jang tidak dapat saja rebutkan kembali. Saja tergoda oleh tjinta sebelum saja, paham betul arti tjinta...... Saja pikir, dalam perkawinan itu penuh dengan segala bahagia dan impian² djenaka...... Njata dugaan saja keliru. Saja dapatkan segala gembirah dan segala bahagia, hanja dalam impian belaka...... Kebeneran hanja kosong dan hampa. Saja telah mendjadi bodo, dalam merdeka saja mentjari djebakan untuk didjadjah......”.

Terdapat sinaran mata jang guram pada matanja Jeanne tatkala ia berhenti sebentar dalam penuturannja.

„Ja, apa jang mendjadi programma kehidupan, harus didjalankan dengan penuh ketertiban...... Saja mendjadi seorang isteri, kamudian mendjadi seorang ibu, tetapi, tjita-tjita merdeka dalam alam merdeka, saja merasa terbelenggu”. Jeanne mengelah napas.

„Sebetulnja saja amat tidak berbudi dengan memprotest penderitaan sematjam ini. Saja merasa ini ada satu tjatjat jang tidak baik, dan kurang penerima saja sebagai perempuan...... Saja tidak hidup kurang, segala sesuatu ditjukupi dan kelebihan...... Tjorak kehidupan penuh kegumilangan, dan maaf djika saja agak menjombongkan, kita tidak hidup dalam kemiskinan...... Mengapa, saja selalu...... tersiksa? Tidak baik sekali prempuan sebagai saja, sungguh saja sesalkan diri sendiri dengan adat saja jang kurang penerima. Djangan orang mentjelah saja, saja sendiri paham jang diri saja harus ditje-