„BIDADARI BINAL”
39
Pergaulan jang rapat belum terbuka peluang jang betul bebas......
Kim-seng terlalu banjak malu-malu, maka djuga Jeanne perwataskan kemerdekaannja......
Tidak boleh perempuan hendak melebih kebrandalan lelaki...... Djika djantan kurang srobotan, kepaksa perempuan jang srobotan djadi pura-pura alim......
Dua hari sekali, djika Kim-seng pulang dari luar, sering ia membawa apa-apa dan kirimkan itu kepada Jeanne, dengan alesan untuk „anak-anak”......
Mengapa ada perhatian jang sebesar itu, dan mengapa begitu memerlukan......?” kata Jeanne sesudah menghaturkan terima kasih......
„Perhatian itu ketjil sadjah” kata Kim-seng. „Dan ini bisa ditimbangkan dengan ketjilnja benda jang kubawa...... Djangan dibesar-besaran apa jang tidak berarti......”.
„Tiap-tiap pemberian harus dihargakan dan di djundjung......” kata Jeanne......
„Djika barang itu beharga......” kata Kim-seng.......
„Apa jang sebetulnja dibilang, „berharga besar” dan „berharga ketjil”? Pemberian itu sama sadjah artinja...... Maksud pemberian itu sutji, bukan......! Dan maksud jang sutji tidak boleh di-ukur dengan lahir, dalam ukuran besar-ketjil, berharga dan tidak berharga...... Rochani pemberiannja itu jang ber- harga, bukan djasmani bendanja...... Djika maksud pemberian itu sungguh sutji, tentu diterimanja seribu kali sutji......”.
Kim-seng golengkan kepalanja, mendengar kata² jang keluar dengan rapi tidak dengan teratur......
„Pertjakapan njonja amat saderhana, tetapi menembus di-ulu rasa......” Katanja jang memudji,dengan sesungguhnja memudji......