Halaman:Bidadari Binal.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

16

TJILIK ROMAN'S

nusia didjelmakan kedunia mesti berdosa, djadinja tiap2 manusia itu wadjib dan harus membuat kedjahatan, karena memang manusia itu mesti berdosa. Salah Ngko pelukis...... Manusia dilahirkan mungkin didjadjal dengan serbuan dosa, tetapi tidak mesti berdosa......! Manusia didjelmakan kemuka bumi mungkin dilatih dengan training dosa jang maha hebat, tetapi tidak mesti manusia itu...... Menumpuk dosa......! Manusia harus lari dari dosa, terutama dosa jang mesum...... Djika tidak dapat lari, pilihlah dosa jang lebih ringan. Bukan seperti kerbou gila terus menjerbu, tidak perduli djurang jang dalam atau sungai jang ketjil...... Djangan tjari mati sebelum adjal......”.

Kim-seng, seorang jang pandai dengan lukisan dan penanja, tetapi sekali ini ditjetjer oleh kata-kata jang keluarnja seperti brondongan mertjon (petasan) rasa kwalahan menerimanja, apalagi menolaknja......

„Baiklah“ kata Kim-seng sesudah lama seperti tidur, seperti mimpi, lalu sedar dengan tiba-tiba. „Hal itu kita rundingkan lain kali...... Tetapi sekarang ini harus diatur. Saja nanti mintakan lain kamar......”.

„Lain kamar?” kata Jeanne dengan heran......

„Ja, tentu kita tidak dapat tinggal dalam satu kamar. Kau tentu tida hendak tjiptakan lain schandal, bahua saja...... tinggal dengan seorang dibawah umur...... Oh, Jeanne, djangan djebloskan saja kedalam dosa......”.

„Dosa......?”" mengulangkan Jeanne dengan satu senjuman mengedjek......

„Ja, dosa...... Dan saja bisa dihukum tiga, enam