Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/92

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

layaknya kaumenandai adanya "makam" (diberi batu nisan dan kelengkapannya "kijing maejanek")." Pertemuan hari Jumat itu telah selesai, Sultan Demak kembali ke kraton, demikian pula para Wali-agung telah kembali ke tempatnya masing-masing, tak ketinggalan para hadirin lainnya bersama-sama membubarkan diri.

XXI.
 Lagu Asmaradana, 32 bait.
 Baris 1 dari bait ke-1, dan baris 1, akhir dari bait ke-32.
 Baris 1 dari bait ke-1;
 Wauta Rekyana Patih,
 Baris 1 dan akhir dari bait ke-32;
 Wewangsulan sangking Pengging,
 tembunge angraras driya.

Terjemahan Perintah segera diundangkan Patih Wanasalam kepada keempat utusannya, mereka ditugaskan untuk segera berangkat menunaikan tugas melacak semua tempat patilasan Pangeran Sunyata Jatimurti. Segala yang merupakan tempat persemediaannya, tempat pertapaannya dan tempat perenungannya segera harus diberi tanda sebagai layaknya memberi tanda batu nisan pada orang yang meninggal. Keempat utusan para mantri tadi segera mohon diri, untuk segera berangkat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka. Tak lama segala tempat-tempat yang pernah dijadikan kegiatan-kegiatan Pangeran Seh Sitijenar telah selesai ditandai, dan pulanglah keempat mantri melapor kepada Patih Wanasalam.

Akan halnya para murid dari Pangeran Sunyata Jatimurti, sepeninggal sang pangeran sangat susah diri mereka. Seakan-akan mereka ditinggal orang tuanya, sebab Pangeran Seh Sitijenar kecuali sebagai guru, di hati mereka tak ubahnya sebagai orang tua sendiri. Sedih bagaikan anak yatim piatu yang tak berbapa-ibu lagi, yang tertinggal hanya bekas-bekas kasih-sayang Sang Pangeran Sunyata Jatimurti saja. Sangat dalam menjangkau lubuk hati mereka, sehingga mereka seakan-akan turut merasakan penderita

90