Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/90

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

seraya berseru kepada para hadirin, "Wahai sahabat-sahabatku semua, sayang seribu sayang masih juga kalian ini tidak percaya. Masih pula kauanggap aku ini menipu kalian, kauanggap aku ini bukan-bukan," setelah itu kepala yang terpisah dari badannya telah menyatu, tak ubahnya seperti sediakala. Terdengarlah, suara, "Wahai sahabat-sahabatku, nyata benar panunggaling Gusti pamoring sawujud, (badan dan kepala yang menyatu tadi, melambangkan bersatunya si pencipta dan yang dicipta, yang manembah dengan yang disembah). Seutuhnya wujud Pangeran Sunyata Jatimurti, dari Sitijenar. Cahya gemilang, raut mukanya terang bagaikan bulan purnama dengan rendah hati tutur kata yang manis dan menawan hati berkata, "Assalam alaikum" (Damai dan selamatlah atasmu), salam Jeng Pangeran Sunyata Jatimurti segera dibalas oleh para hadirin, "Alaikum salam" (damai dan selamatlah padamu juga). Seketika itu segenap yang hadir pada hari Jumat tadi, di tratak di halaman dan lain-lainnya seakan-akan bergunjing. Terdengar suara-suara yang mengagungkan nama Tuhan Yang Mahaesa, memuji kebesarannya. mata tajam memandang tak berkedip, sepatah kata pun tak terucap dari mulutmereka. Namun dalam hatinya dan pikirannya dapat terbaca, seakan-akan mereka menyesali dirinya telah mengumpat-umpat, memperolok-olokkan pada diri Pangeran Sunyata Jatimurti. Mereka pun mengakui, sambil berbisik-bisik mereka mengomentari, "Bahwa sesungguhnya, beliau Pangeran Sunyata Jatimurti tak kena pati. Bahwa sesungguhnya, beliau itu "mati dalam hidup, dan hidup dalam mati."

Bahwa sesungguhnya Pangeran Seh Sitijenar tidak mati, hidup selamanya dan mulya selamanya di tempat akhir, dan sesungguhnyalah badan dan sukmanya selamanya abadi (langgeng). Kelihatan Pangeran Sitijenar berjalan mendekati Sang Mahawiku Jeng Sunan Derajad, salam diucapkannya. Tak lupa diucapkannya salam tertuju pada Sultan Demak, para Wali agung lainnya, para pandita dan para hadirin kesemuanya. Setelah selesai menyalami para hadirin, berkatalah Pangeran Sitijenar kepada Jeng Susunan Derajad, "Yang mulya Jeng Sunan Derajad, selesailah sudah kami menerima hukuman kisas. Perkenankanlah saya mohon diri

88