Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

rusnya dipasang kelompok demi kelompok pasang demi pasang. Tinggallah tiang utama yang berjumlah empat itu (saka guru) yang belum terakit sempurna, masih kurang satu. Jeng Sinuhun Benang menanyakan mengapa Wali Sunan Kalijaga atau Seh Malaya belüm juga kelihatan. Mengapa pula Seh Malaya hanya berdiam diri saja, bukankah besok pagi-pagi tiang utama keempat-empatnya harus sudah terakit berdiri? Agaknya Jeng Sinuhun Kalijaga merasa dirinya diperbincangkan, tak lama sowanlah Jeng Sinuhun Malaya dihadapan Jeng Sunan Benang Anyakrakusuma. Jeng Sunan Anyakrakusuma memarahi Jeng Sunan Kalijaga, pekerjaan merakit saka-guru terhenti dikarenakan tugas yang diserahkan kepadanya belum juga selesai.

Jeng Sinuhun Kalijaga berdatang sembah dan memohon maaf sebesar-besarnya, mohon izin untuk segera berkumpul dengan pekerja yang sibuk merakit bagian-bagian masjid. Dikumpulkannya tatal-tatal kayu yang berserakan di mana-mana, berkali-kali Jeng Sunan Kalijaga mengumpulkannya sehingga banyak sudah tertumpuk. Selanjutnya tatal-tatal kayu tadi diwujudkannya dalam bentuk tumpukan-tumpukan yang teratur rapi memanjang dan membulat. Tali pengikatnya kuat-kuat melingkar menelusuri sepanjang ukuran saka-guru yang menjadi kewajibannya untuk diselesaikan pada had itu juga. Tak ubahnya bentuk bulat memanjang sudah bagikan tiang saja, segeralah Seh Malaya bersemadi memohon rohmat Tuhan semoga apa yang dikehendaki jadi.

XV. Lagu Gambuh, 36 bait.
Baris 1 bait ke-1, dan baris 1 dan akhir dari bait ke-36.
Baris 1 dari bait ke-1;
Madhep ing keblat gupuh,
Baris 1 dan akhir dari bait ke-36;
Seh Malaya wot santun,
ngarsaning raka wot sinom.

Terjemahan

Dipejamkannya kedua mata, keluar masuknya napas seirama dengan bulatnya doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa.

65