Halaman:Babad Jaka Tingkir, Babad Pajang.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

upacara-upacara layaknya bagai seorang Ratu.

Setiap tahunnya Radyan Arya Damar Palembang, pergi menghadap ke ayahandanya Raja Majapahit. Konon Arya Damarlah yag menurunkan para raja, satria, dipati-dipati yang perkasa di Palembang dan kawasan sekitarnya.

Dan diceritakan pula, Sang Arya Damarlah sesungguhnya yang menurunkan Susunan Candibalang di negara Palembang, seorang raja sakti.

Putra Prabu Brawijaya lainnya, yang bernama Betara Katong. Berkedudukan di Pranaraga, beliaulah yang menurunkan para pembesar pembesar (wong agung) di Pranaraga semuanya.

Dari selir Raja Brawijaya Majapahit, terlahir antaranya dua orang putri kakak-beradik. Yang pertama dikawinkan dengan Adipati Lowanu.

Yang lainnya, dikawinkan dengan Dipati Gawong. Ada lagi putra Prabu Brawijaya Majalengka, juga terlahir dari selir. Seorang pria yang amat bagus rupanya, konon ibunya berasal dari Wandan. Dikenal juga sebagai Putri Wandan-kuning. Sang Putri Wandan-kuning, dahulu menjadi (mengabdikan diri sebagai) parekan (abdi putri, yang bertugas melayani keperluan raja, khususnya di dalam kedaton) pada Sang Prameswari Ratu Mas Dwarawati, yang berasal dari Negara Campa.

Dahulunya manakala ayahanda Sang Prameswari Ratu Mas Dwarawati Raja dari Kerajaan Campa, melebarkan kawasannya menaklukkan Negara Wandan. Raja Wandan menyerah kalah, sebagai tanda bukti bernaung pada Kerajaan Campa menghaturkan upeti dan menghaturkan putrinya.

Itulah Putri Wandan-kuning, setelah diterima oleh Raja Campa diterimakan pada putrinya. Akhirnya dibawa serta ke negara Majapahit, pada suatu ketika Raja Majapahit Prabu Brawijaya sakit payah sekali. Penyakitnya apa yang dikenal "rajasinga", atau penyakit pada alat kemaluannya.

Segala obat tak bisa menyembuhkannya, semua dukun-dukun tak dapat pula mengobatinya. Raja sangat bersedih hati, segala obat tak mempan lagi.

14