Lompat ke isi

Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pertahanan rakyat, dan bagaimana sukarnya fihak Belanda untuk menguasai benteng-benteng pertahanan rakyat tersebut dan daerah-daerah di sekitarnya.

Laporan mata-mata Belanda yang terdiri dari orang-orang pribumi menyebutkan bahwa di daerah Singkut musuh (baca: pasukan Sultan Thaha) membuat 3 buah pekerjaan di ujung jalan Surolangun - Singkut, yaitu : satu di tengah jalan, satu lagi di sebelah timur jalan dan lainnya di sebelah baratnya. Yang di tengah merupakan tempat perlindungan dengan dinding setinggi 5 meter, tebal 3,5 meter dan panjang 25 meter. Pada permukaannya ditutup dengan kayu di bagian dalam dan luarnya. Pada dindingnya dibuat 3 baris lubang untuk menembak dan sekelilingnya digali parit. Jalan ke luarnya ditutup dengan batang-batang pohon yang berat menghadap sungai Singkut.

Yang di sebelah timur dibuat sama dengan yang pertama. Antara keduanya yang berjarak 50 meter mengalir sungai kecil. Sedangkan yang di sebelah barat hanya merupakan dinding dari tanah yang ada hubungannya dengan bangunan yang ada di tengah jalan. Melintang jalan tidak jauh dari bangunan-bangunan itu dibuat rintangan dari batang-batang pohon yang berat dengan maksud untuk bertahan, sebelum mereka terpaksa mundur ke bangunan pertahanan tersebut di atas (16, p.39).

Berita tentang keadaan pertahanan rakyat di Singkut seperti tersebut di atas ternyata sesuai dengan isi surat Depati Amid tanggal 23 Juli 1901 yang telah dibicarakan di muka.

Dari keadaan benteng pertahanan rakyat yang kuat seperti yang didirikan di Singkut itu tampaklah betapa berhasilnya Sultan Thaha Syaifuddin membangunkan semangat perjuangan rakyat untuk mempertahankan tanah airnya. Komandan militer, Overete tidak berani menanggung risiko menyerang benteng tersebut tanpa memiliki persiapan artileri cukup. Karena itu sebelum melakukan serangan ia mengirimkan kawat agar segera dikirim meriam Houwitzer 12 cm, dan mortir 12 cm lengkap dengan peluru-pelurunya.

Setelah semua pasukan dan perlengkapan dianggap cukup baru diadakan langkah-langkah untuk bergerak ke arah Singkut. Sementara itu di Surolangun telah berjangkit wabah kolera yang banyak mendatangkan korban.

79