Halaman:Sultan Thaha Syaifuddin.pdf/59

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

disamping) dan kapal api milik Pemerintah "S.S. Barito" yang mengawasi transpor sungai dan menjamin terus terbukanya komunikasi melalui sungai, di samping kapal-kapal marine yang menguasai daerah pantai dan daerah hilir sungai Jambi.

Let Kol. Christan menambahkan bahwa sewaktu-waktu rakyat di daerah perbatasan dengan daerah pemerintah di Huluan Tembesi mengadakan pemberontakan melawan kepala-kepala mereka dan ingin menggabungkan diri dengan pemerintah, ia sebagai komandan militer bermaksud akan mengadakan basis operasi di Rawas dan dari sana bergerak maju ke pedalaman. Tetapi pimpinan militer di pusat tidak menyetujuinya, merekahanya menyetujui penambahan satu batalyon yang akan ditempatkan di ibukota Jambi dan pembuatan segera lima buah kapal hekwieler tipe Tamian yang dipersenjatai, guna menjamin hubungan sungai yang lebih teratur (16, p. 13 dan 14).

Setelah mendengar pandangan dari tokoh-tokoh tersebut di atas Gubernur Jendral menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman di Aceh tahun 1896 pemerintah tidak perlu merasa berat mengadakan aksi terhadap Jambi karena:

  1. Adanya perubahan pandangan akan kemampuan perlawanan musuh.
  2. Adanya perbaikan persenjataan pihak pemerintah sejak tahun 1881 dan pengalaman militer yang bertambah.
  3. Adanya perubahan pendapat dari penggunaan penggerakan militer kecil (patroli) yang terus menerus menggempur musuh, di samping berusaha sedapat mungkin bertindak secara perikemanusiaan untuk menarik hati rakyat dengan pengerahan expedisi militer yang besar guna mematahkan perlawanan musuh dalam waktu singkat.

Kemudian Gubernur Jendral mempertimbangkan untuk segera memulai pembuatan jalan ke Muara Tembesi, guna menghindarkan penggunaan lalu lintas sungai yang mengandung banyak bahaya itu.(16, p. 14).

Pada akhirnya semua rencana dan usul-usul dari tokoh-tokoh yang telah diuraikan di muka tidak dilaksanakan oleh Gubernur Jendral. Gubernur Jendral hanya menyetujui usul residen Van Rijn Van Alkemade agar komandan militer dan pimpinan angkatan darat diikut sertakan. Sebagai langkah pertama usul itu menghendaki, pendudukan Muara Tembesi dengan

54