Halaman:Dr Soetomo Riwayat Hidup dan Perjuangannya.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

neknja ditengah-tengah alam jang indah dan tenteram itu. Kedjadian itu sering terlintas dalam kenang-kenangan Dr Soetomo.

Blumbang itu djuga mendjadi pusat terpenting dalam kehidupan sehari-hari keluarga R.Ng. Singowidjojo. Sedih, dan gembira keluarga seakan-akan berputar-putar disekitar blumbang itu. Kalau datang anggota keluarga jang djauh-djauh tempat tinggalnja, merekapun sering berdjam-djam berkumpul ditepi blumbang itu, bertjakap-tjakap dengan bersungguh-sungguh ataupun bersenda-gurau dengan riangnja.

Sebenarnja ada dua buah blumbang dihalaman rumah R.Ng. Singowidjojo. Jang sebuah, ialah jang tadi itu, adalah dibawah pengawasan nenek perempuan, sedangkan jang lain, jang letaknja didekat surau, seakan-akan milik nenek laki-laki. Blumbang jang achir ini disediakan untuk para santeri jang bersembahjang disurau, sedangkan blumbang jang didekat rumah dipakai oleh anak-anak perempuan jang beladjar mengadji pada nenek puteri.

DISEKOLAH RENDAH

Waktu mendjelang umur 6 tahun, terpaksalah Soebroto meninggalkan kehidupan sebagai anak jang serba dimandjakan itu. Pada suatu hari datang ajah dan ibunja di Ngepeh untuk mengambil Soebroto kembali: ia akan dimasukkan sekolah ke Madiun. Dengan perasaan jang berat sekali dari kedua belah fihak, terdjadilah perpisahan antara nenek dan tjutju jang saling sajang-menjajangi itu.

Soebroto dibawa pulang oleh orang tuanja ke Delopo, tempat bekerdja ajahnja sekarang. Dari Delopo ia diantarkan ke Madiun, tempat ia bersekolah, dimana ia dipondokkan dirumah R. Djojoatmodjo, seorang Wedana-Guru. Dipondokan itu Soebroto ditempatkan disebuah kamar jang djauh lebih baik dan bersih daripada bilik anak-anak lainnja jang memondok disitu, tetapi dalam hatinja ia

16