Lompat ke isi

Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/72

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

menyetujui permintaan anaknya. Maka sejak saat itu Nani setiap hari keluar kehutan untuk mencari makanan bagi mereka berdua. Ketika hari sudah petang Nani kembali serta memperlihatkan hasil pencahariannya kepada ibunya dan ibunya sangat senang melihat hasil keringat anaknya itu. Ibunya menerima dengan hati gembira serta mempersiapkannya untuk dimakan bersama. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, masa berganti masa Nanipun bertamah besar dan menjalankan pekerjaannya dengan setia. Kemana-mana ia pergi tetapi tak seorang pun dijumpainya. Pada suatu hari si Nani merencanakan untuk berkunjung kelaut, walaupun hal tersebut telah dilarang ibunya. Ia melanjutkan rencananya. Pada suatu hari berangkatlah ia ketepi laut untuk mengadu nasibnya disana. Ia menikam beberapa ekor ikan yang dapat dimakan. Setelah hari sudah petang ia membawa hasil pencahariannya kerumah kepada ibunya. Ketika ibunya melihat hasil tersebut, bahwa ketepi laut ia tak boleh mencari kesana. Maka bertanyalah si Nani kepada ibunya mengapa ia tak boleh mencari ditepi laut. Pada saat itulah ibunya menceritakan kepada anaknya bahwa semua penghuni kampung termasuk ayahnya serta kakaknya serta kaum keluarga lainnya dimusnahkan oleh seeker ular naga, yang sekarang dapat dilihatnya dari kejauhan yang menyerupai sebuah pulau di sana. Ketika mendengar cerita demikian si Nani merencanakan untuk membalas perbuatan ular naga tersebut, rencana-nya diberitahukannya kepada ibunya.

Ibunya menasehati agar tidak melanjutkan pekerjaan yang direncanakannya itu tapi si Nani tetap kepada pendiriannya, dan ia melakukan pembunuhan tersebut. Ia mulai mengadakan persiapan yang cukup matang untuk membunuh ular Naga tersebut. Pekerjaan yang pertama yang ia lakukan ialah membangun sebuah rumah yang mempunyai tiga bilik yang terdapat pada ujung jembatan, yang dibangunnya ditepi pantai laut. Setelah rumah serta jembatan tersebut telah siap beserta rumahnya, ia mulai dengan menempah besi. Mula-mula ia tempah alat-alat yang berukuran besar, setelah itu yang berukuran sedang dan kemudian berukuran kecil. Setelah tempahan alat-alat ini selesai, dinobatkannya menjadi orang tua serta kaum keluarga dan penduduk kampung yang telah dimusnahkan ular Naga tersebut. Kemudian ketika alat-alat tersebut sudah mendapat nama masing-masing, alat-alat tersebut dibagikannya kedalam ketiga bilik dalam rumah diujung jem-

56