Lompat ke isi

Halaman:Biografi tokoh kongres perempuan indonesia pertama.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

14

asrama itu merasa dekat dengan Ny. Sukonto. Apalagi mereka sering dibuatkan kue-kue untuk selingan belajarnya.

Pada saat yang sama Ny. Sukonto juga tercatat sebagai anggota suatu badan yang terdiri atas wanita-wanita Indonesia yang berusaha mencegah penjualan gadis-gadis Indonesia. Perdagangan gadis-gadis itu dilakukan oleh orang-orang tertentu untuk maksud-maksud gelap.

Pada tahun 1931 Ny. Sukonto bersama-sama G.K.R. Dewi (pelindung), R.A. Rio Gondoatojo (ketua), Rara Suwarti (sekretaris), R.A. Abdulkadir (bendahara) duduk dalam panitia peringatan 10 tahun Wanito Utomo. Dalam kata pembukaan, buku Peringatan 10 Tahun Berdirinya Wanita Utomo dilukiskan rasa gembita wanita Jawa yang telah mencapai kemajuan dalam usahanya untuk meningkatkan kesusilaan, kepandaian, keutamaan, kemerdekaan, keselamatan dan lain lain sesuai dengan tuntutan zamanriya. Kemajuan yang dicapai itu adalah berkat adanya kerjasama antara perkumpulanperkumpulan wanita. Dalam usahanya untuk meningkatkan kemajuan kaumnya pengurus Wanito Utomo mendapat bantuan dan dukungan dari segenap warga Wanito Utomo Cabang Mataram baik yang baru maupun yang lama.

Untuk mengetahui seberapa jauh peranan Ny. Sukonto dalam Wanito Utomo dapat tergambar dalam susunan kepengurusan dari tahun ke tahun sebagai berikut :

Tahun 1925 - 1926 : sebagai Bendahara I
Tahun 1926 - 1927 : sebagai Bendahara I
Tahun 1927 - 1928 : sebagai Ketua Muda
Tahun 1928 - 1929 : sebagai Ketua Muda
Tahun 1929 - 1930 : sebagai Ketua.

Pada tahun 1933 Ny. Sukonto pindah dari Jakarta ke beberapa kota lain seperti Banjarnegara dan yang terakhir menetap di Yogyakarta mendampingi suaminya yang telah memasuki masa pensiun Mulai tahun tersebut sudah tidak menjadi anggota perkumpulan wanita lagi karena sibuk mengurus rumah tangganya.