2
TJILIK ROMAN'S
Maskipun boleh dibilang djuga jang alat kepolisian dalem kota Shanghai atas pimpinannja Inspecteur Gouw Kim Siu, ada sampe active dan sehat, aken tetapi rupanja sadja kawanan bangsat dalem kota, suda tida memandang lagi, sehingga terpaksa politie musti menggunaken „tangan besi” dan hukuman berat telah digandjar pada bebrapa bangsat jang dapet ditangkep. Maskipun demikian, kedjahatan tida djadi berkurang . . . . malah keliatannja semingkin tambah . . . . dan semingkin meradjalelah di sekuliling ploksok kota.
Pada suatu waktu penduduk SHANGHAI telah bergelisah dengen tersiarnja warta bahua dalem kota itu ada terdapet satu perkumpulan penjamun jang bernama „BELATI ITEM”. Memang djuga dalem itu ada rupa-rupa organisasi jang bersifat rampok, jang ada memake rupa-rupa nama sebagi „Kedok Ungu”, „Sam Tiam Hwee”, „Lawah-lawah Merah” dan laen-laen lagi . . . . Adapun dalem surat-surat kabar setiap hari ada penuh mewartaken tentang segala rupa kedjahatan jang telah dilakuken oleh itu rupa-rupa kawanan bangsat dalem kota besar itu, seupama: pentjurian, pembegalan, pembunuhan, perampokan, pembakaran rumah, serta rupa-rupa pembongkaran, dan perkosahan terhadep kaum wanita dan laen-laen kedjahatan pula, dan semuanja ini ampir kedjadian setiap hari. Tida pun heran jang penduduk telah merasaken sanget tida aman.
Kawanan bandit-bandit itu ada sanget brani, serta tjara-tjara marika melakuken pakerdjahannja ada meniru tjaranja bandit-bandit di Amerika. Rata-rata dari anggotanja itu kawanan bangsat ada mempunjain sendjata api, dan code-code resia . . . . jang bagi orang biasa tentu tida dapet mengetahuin dengen djelas. Bukan sadja oleh kerna dari banjaknja ke-
