„BELATI ITEM“
19
IV.
PADA esok paginja kira-kira djam 10, datenglah tiga orang, dengen marika punja pakean jang sanget rapi, setjara Barat, dengen dasi dan katja mata, serta topi vilt jang berharga mahal, masuk dalem itu Kantoor Bank buat menukarken uwang kertas dollar Inggris dengen dollar Shanghai dan laen-laen uwang kertas asing lagi. Marika berdiri di depannja loket kassier sambil marika punja mata diputer sekulilingnja buat mengamat-amatin keadahannja Bank tersebut. Sesudanja menunggu sekutika lamanja, kerna ada banjak djuga laen-laen orang jang menukarken uwang, salah satu di antara marika berdjalan mundar mandir di ruwangannja kantoor itu, sambil buat maenin iapunja topi vilt jang dilempar-lempar keatas aken kemudian disanggapin kombali kedalem iapunja tangan.
Ho Song jang ada mengawasin gerak-geriknja sesuatu orang, ada mengintip dari satu lobang ketjil dati dalem kamar Direkteur. Dengen matanja jang tadjem, ia meliri orang-orang itu. Sesudanja beres menukarken uwang, marika lalu berdjalan pergi. Itu orang jang barusan lempar-lempar topi dalem tangannja, dapet dikenalin oleh itu Detective sebagi satu tukang langtjia, tida disangka sekalipun bahua orang itu ada termasuk mendjadi kawanan pendjahat.
„Hm . . .“ kata Ho Song pada Ah Hang, sang kaisser tetiron sesudanja marika berlalu: „achirnja toeh marika dateng djuga, aku mau pertjaja jang tentu marika aken satronin pada kita pada hari ini djuga, jaitu seblonnja kita tutup kantoor djam 5 sore. Harep tuan-tuan suka ber siap buat segala ke-djadian, pada sore ini . . .“
„Kita orang nanti bekerdja dengen sungguh-sungguh hati buat membekuk pada marika . . .“ kata Ah Hang pula. Jang laennja djuga mendjadi sanget
