Al-Qur'an/Al-Qadr: Perbedaan antara revisi
k edit |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
<center>''Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang''</center> |
<center>''Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang''</center> |
||
<center>'''KEMULIAAN LAILATUL QADR'''</center> |
<center>'''KEMULIAAN ''LAILATUL QADR'''''</center> |
||
<center><small>Ayat 1-5</small></center> |
<center><small>Ayat 1-5</small></center> |
||
{{verse|chapter=97|verse=1}}Sesungguhnya Kami telah menurunkannya ( |
{{verse|chapter=97|verse=1}}Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan.<ref>Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam ''Lailatul Qadr'' yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya al-Qur'an.</ref> |
||
{{verse|chapter=97|verse=2}}Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? |
{{verse|chapter=97|verse=2}}Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? |
Revisi per 11 Juni 2008 02.17
1 Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan.[1]
2 Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3 Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4 Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5 Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Catatan kaki
- ↑ Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya al-Qur'an.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi saw. bermimpi melihat Bani Umayyah menduduki dan menguasai mimbarnya setelah beliau wafat. Beliau merasa tidak senang karenanya. Maka turunlah S.108:1, dan S.97:1-5) untuk membesarkan hati beliau.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim dan Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan bin Ali.)
Keterangan:
Al-Qasim al-Hirani menyatakan bahwa kerajaan Bani Umayyah itu ternyata berlangsung tidak lebih dan tidak kurang dari 1000 bulan. Menurut at-Tirmidzi, riwayat ini Gharib sedang al-Muzani dan Ibnu Katsir menyebutnya sangat munkar.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fii sabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka allah menurunkan S.97:1-3, bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama 1000 bulan.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Wahidi yang bersumber dari Mujahid.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di zaman Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukan selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan S.97:1-3 yang menegaskan bahwa satu malam lailatul qadr lebih baik daripada amal 1000 bulan Bani Isra'il tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)