Pembicaraan:Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1987): Perbedaan antara revisi

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 67: Baris 67:


: ke duabelas [[Istimewa:Kontribusi pengguna/125.166.171.33|125.166.171.33]] 09:14, 18 September 2010 (UTC)
: ke duabelas [[Istimewa:Kontribusi pengguna/125.166.171.33|125.166.171.33]] 09:14, 18 September 2010 (UTC)

:: ya, atau ke 12 [[Istimewa:Kontribusi pengguna/91.189.182.2|91.189.182.2]] 13:30, 18 September 2010 (UTC)

Revisi per 18 September 2010 13.30

aneh? kenapa moesti berpedoman orang menoelies satoe karja?--64.110.140.6 03:49, 11 Agustus 2006 (UTC)

di amerika gak ada ya? hmm

Mana yang benar: memproklamasikan atau memroklamasikan?

EYD atau EyD

Ejaan yang Disempurnakan (EyD) atau Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)? Bennylin 9/23/2007

Kalau menurut EYD sih seharusnya EyD (y dalam yang dalam judul tidak huruf besar).


Naskah sudah lengkap?

Apakah naskah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan id=4792 sudah lengkap? Saya melihat ada beberapa kejanggalan. Kalau itu memang sudah naskah yang lengkap diketik dari aslinya, sepertinya kok ada yang kurang.

Yang pertama dan utama adalah pada poin B. Huruf Vokal yang menyatakan bahwa huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u, dengan memberi keterangan tambahan pada huruf e yang mempunyai 2 pelafalan. Sepanjang yang saya ketahui, huruf yang melambangkan vokal memang ada 5, tapi pelafalannya ada 8, dengan e ada 3 buah pelafalan, dan o ada 2 pelafalan. Berikut adalah contoh pelafalan tersebut.

Huruf Vokal Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
a api padi lusa
e enak petak sore
emas kena tipe
engsel tameng
i itu simpan murni
o oleh kota radio
obor kalong
u ulang bumi ibu

Yang kedua yaitu penggunaan gabungan huruf konsonan kh. Sepanjang yang saya tahu, kata tahu dapat bermakna makanan yang terbuat dari kedelai, dapat pula berarti mempunyai informasi tentang sesuatu. Namun kata tahu yang berarti makanan dilafalkan dengan huruf h sesuai dengan huruf h, sementara pelafalan huruf h pada kata tahu lainnya sesuai dengan gabungan huruf konsonan kh. Dan kalau kita teliti lebih lanjut, huruf h di akhir kata seperti pada kata sudah, marah, dan mudah. dilafalkan dengan 'kh'. Jadi kalau konsisten dengan pelafalan, maka kata tahu yang berarti mempunyai informasi tentang sesuatu seharusnya ditulis takhu. Demikian pula dengan kata yang berakhiran dengan h, seharusnya ditulis dengan kh, seperti pada sudakh, marakh, dan mudakh.

Jadi saya ingin menanyakan apakah naskah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dengan id 4792 sudah selesai disalin atau masih ada yang kurang? Ataukah memang begitu adanya naskah tersebut, yang berarti pakar bahasa di Pusat Bahasa mengabaikan hal seperti saya sebut di atas?

--Umarsaid 06:33, 22 Januari 2008 (UTC)


Mas, kalau kira-kira merasa ada yang belum lengkap, silahkan ditambahkan. Situs ini situs sukarelawan untuk siapa saja yang mampu dan dapat menambahkan. Serenity 13:03, 26 Januari 2008 (UTC)


Wah, kalau pedoman bahasa bisa diotak-atik dengan bebas, repot juga ya.
Mas Umarsaid, kalau menurut saya sih, poin-poin yang disebutkan mas Umarsaid tidak relevan dengan Bahasa Indonesia sehingga Pusat Bahasa juga tidak menyantumkannya dalam pedoman ini. e (dalam Bahasa Indonesia) hanya ada dua jenis pelafalan yaitu e 'e'mas dan é 'e'nak . e dalam enak, petak, dan sore dibaca sama (persis) dengan e dalam engsel dan tameng; o dalam oleh, kota, dan radio juga dibaca sama (persis) dengan o pada obor dan kalong.
Tentang gabungan konsonan kh, kh di sini adalah kh keras (dimana suara k terdengar nyaring) sehingga pemakaian ejaan tahu, sudah, marah, dan sudah memang sudah benar. Bedakan antara cara baca tarikh (kh keras) dengan sudah (h lembut), antara akhir (kh keras) dengan lahir (h lembut). Setahu saya, dalam Bahasa Indonesia tidak ada pemakaian kh lembut. Lagipula jika sudah, marah, dan mudah dibaca dengan kh keras akan sangat lucu karena semua orang akan berbicara seperti tersedak'h' :) . 202.145.1.9 19:18, 17 Maret 2008 (UTC)
Bukan menyantumkan mas, tapi mencantumkan. :)
Kalau mas pernah belajar bahasa Jawa, Sunda atau Korea, mas akan tahu bahwa memang bunyi vokal itu lebih dari lima. Di dalam bahasa Jawa huruf vokal tersebut sebagian ditulis dengan huruf tersendiri. Di dalam huruf Korea, 8 bunyi vokal di bahasa Indonesia itu memunyai huruf masing-masing. Hanya saja karena kita mewarisi huruf latin yang punya vokal cuma 5 maka bunyi yang 8 itu dimampatkan ke 5 huruf tersebut.
Pelafanan h pada kata "tahu" sebagai makanan dengan "tahu" seperti dalam ilmu pengetahuan itu beda mas. Kalau mau tahu secara pasti dan ilmiah silakan gunakan spectrum analyzer.

Jumlah fonem vokal bahasa Indonesia ada 6: /a/, /i/, /u/, /e/, /é/, /o/. Perbedaan vokal o atau e dalam bahasa Jawa, Sunda atau Korea tidak relevan dalam bahasa Indonesia, karena memang lain bahasa. Tiap-tiap bahasa punya jumlah vokal sendiri-sendiri. Gombang 08:15, 26 November 2009 (UTC)

J. Angka dan Lambang Bilangan

Yang benar "kedua belas", "kedua-belas" atau "keduabelas"? (kalau "sebelas" kan digabung) Bennylin 21:18, 21 Agustus 2008 (UTC)

ke duabelas 125.166.171.33 09:14, 18 September 2010 (UTC)
ya, atau ke 12 91.189.182.2 13:30, 18 September 2010 (UTC)