Mimpi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
←Membuat halaman berisi '{{header2 | title = Mimpi | author = H.B. Jassin | translator = | section = Jakarta '96 | previous = | next = | notes = <small>Sajak ini...'
 
-iNu- (bicara | kontrib)
k memindahkan H.B. Jassin/Mimpi ke Mimpi
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 19 Desember 2009 12.40

Mimpi oleh H.B. Jassin
Jakarta '96

Sajak ini ditulis oleh HB Jassin tahun 1996, sebelum terserang penyakit stroke.

        Aku bermimpi puteri Cina
        Mau mengajaknya jalan-jalan
        Tapi ibunya menjaganya, menjaganya dengan ketat

        
        Dia rindu kepada Lian,
        Dia terpekik menyambut aku
        Tidak mengira aku cinta padanya
        Aku bekerja, bekerja, bekerja
        Habibie senang tersenyum
        Senang tersenyum melihat aku bekerja

        
        Buku-buku dicetak,
        Buku-buku baru dan cetak ulang
        Buku-bukuku dicetak
        Banyak, banyak sekali

        
        Aku salat, salat Tahajud,
        Subuh, Lohor, Asar, Maghrib dan Isa,
        Aku salat sanah tiap salat wajib
        Dan mengirim doa kepada kedua orang tuaku,
        Kepada Hamka dan kawan-kawanku
        Subagio Sastrowardojo dan lain-lain

        
        Hidupku hidup nyata dan impian
        Tak dapat kubedakan mana yang nyata mana impian
        keduanya sama dalam hidupku

        
        Aku berdoa: Ya Allah,
        Bukakanlah hati semua orang
        Bukakan hatinya menerima Al-Quran Berwajah Puisi
        Dan menyebarkannya keseluruh penjuru

        
        Tak dapat aku bedaskan pengalaman nyata,
        impian dan harapan
        Aku membaca, bacaanku pun menjadi nyata
        Aku terbang ke istana Harun Alrasyid,
        Melihat Hikayat Seribu satu Malam

        
        Pagi-pagi ku baca koran,
        Berita-berita terlukis di mata
        Waktu tidur berita menjadi nyata
        Bercampur baur peristiwa dan impian
        Apa yang masuk dan keluar benakku
        Keduanya mempunyai nilai yang sama
        Benakku sungguh luar biasa
        Apa yang keluar dari benak Taufik Ismail, Hamid Jabbar,
        dan Sutardji Calzoum Bachri, menjadi bagian dari benakku
        Alangkah besar alangkah Agung Tuhanku!