Hari Terakhir seorang Penyair, Suatu Siang

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Hari Terakhir seorang Penyair, Suatu Siang  (1964)  oleh Goenawan Mohamad
1964


Di siang suram bertiup angin. Kuhitung pohon satu-satu
Tak ada bumi yang jadi lain: daun pun luruh, lebih bisu
Ada matahari lewat mengendap, jam memberat dan hari menunggu
Segala akan lengkap, segala akan lengkap, Tuhanku

Kemudian Engkau pun tiba, menjemput sajak yang tersua
Kemudian hari pun rembang dan tanpa cuaca
Siang akan jadi dingin, Tuhan, dan angin telah sedia
Biarkan aku hibuk dan cinta berangkat dalam rahasia