Halaman:Wayang Cina - Jawa di Yogyakarta.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lebih mengakrabkan hubungan timbal balik antara masyarakat Cina dan keturunan Cina dengan masyarakat seputarnya.

Pada masa kini, jika wayang Cina – Jawa sebagai sebuah bentuk seni pertunjukan dihidupkan kembali kegiatannya, tentulah akan mempunyai potensi sebagai sarana wisata budaya. Untuk menghidupkan kembali kegiatan wayang tersebut di kota Yogyakarta, bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan. Sebab koleksi wayang tersebut yang masih utuh satu kotak dan dalam keadaan terawat baik di Museum Sono Budoyo, masih memungkinkan untuk dipertunjukkan secara berkala. Atau dibuat lagi turunan wayang tersebut dengan mencontoh yang tersimpan di Museum Sono Budoyo. Sedangkan tenaga para dalang untuk menyajikan wayang tersebut, dapat dibina kembali. Mengenai buku lakon (pakem), masih dapat diusahakan dengan penulisan gubahan-gubahan baru. Dapat pula dilakukan kerjasama dengan Dr. F. Seltmann yang masih menyimpan, merawat sejumlah naskah asli buku lakon karya cipta Gan Thwan Sing, untuk memperoleh turunannya.

Bahwa wayang Cina – Jawa di Yogyakarta, merupakan suatu jenis pertunjukan wayang yang sangat menarik perhatian seluruh golongan masyarakat, kiranya telah dibuktikan oleh sejarah.

20