„Selain itu", kata Lynch lagi, „kita tahu sekarang bahwa dari arah daratan orang bisa mentjapai pulau ini. Dan bagiku bukanlah hal jang aneh, kalau dari pulau ini bisa pula ditjapai lautan terbuka. Kau tahu, kira² lima mil dari sini terletak kota jang tjukup besar: Fort of Spain. Dan lazimnja, kota² besar adalah tempat jang sangat enak sebagai daerah operasi pendjahat². Sedangkan berhadapan dengan rawa disekitar pulau ini terletak selat Paria jang berbatasan pula dengan pantai Venezuela atau dengan kata lain, daratan Amerika Selatan. Djadi antara Trinidad dengan Venezuela itu terletaklah rawa ini dengan tempat² persembunjiannja jang tjukup baik seperti pulau jang kita indjak sekarang ini".
Doctor Robert Deane masih sadja termangu-mangu mendengarkan keterangan rekannja itu.
„Dan tentang Georgia, sudahkah kau bisa menarik kesimpulan sesuatu?" tanja Lynch lagi. Dan karena Deane tetap membisu, Lynch menerangkan lagi.
„Inipun sederhana sadja. Ajah gadis itu tiada lain dari Major George Esme Cassel, bekas Adjudan Gubernur-djenderal Sir Egbert Bronson jang tewas karena tusukan bajonet tanggal 19 Oktober tahun 1919 dulu!"
Mendengar itu Deane melontjat kaget.
„Kalau begitu, gadis itu adalah anak jang dulu begitu sadja menghilang bersama........."
„Ssst", Lynch memberi isjarat. Dan waktu Deane menengok gadis jang mereka bitjarakan itu tampak menudju mereka. Sekarang gadis itu sudah berganti dengan gaun biasa. Tapi sikap serta lagak lagunja tidak djauh berbeda dengan tadi waktu ia mengenakan kemedja laki² dan sepatu laars tinggi. Dengan ini tahulah Lynch bahwa gadis itu samasekali belum pernah bergaul dengan kaum sedjenisnja.
„Ajah saja bersedia menerima kalian, Beliau menunggu diserambi rumah".
Waktu Deane mengangguk tak atjuh gadis itu tampak tidak puas dan memperingatkan :
„Tapi tuan² harus ingat, ajah saja adalah seorang bangsawan Inggris sedjati. Saja minta supaja kalian mau memperhatikan ini dan bersikap baik² terhadap beliau!" Lantas tanpa menunggu balasan diapun berbalik dan langsung menudju
56