Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/69

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

69

amati dia itoe. Dengan tiada pikir pandjang ia poen meneroeskan perdjalannja itoe. Kemana ia pergi itoe tiadalah diketahoeinja. Maksoednja sekarang hanja sekedar mendjaoehkan dirinja dari roemah toeannja itoe. Kalau siang soepaja ia djangan bersoea dengan sekampoeng toeannja itoe. Tiga djam lamanja ia berdjalan sendiri itoe. Akan tetapi tiadalah ma'loem ia bahwa ia berdjalan itoe berpoetar-poetar. Seloeroeh badannja jang tertoetoep pakaiannja soedah dingin, karena meskipoen Betawi negeri jang panas, tetapi sering kedjadian kalau malam amatlah sedjoeknja. Sekarang adalar perasaännja amat pajah dan kelopak matanja poen soedah berat hendak tidoer; sepadjang djalan itoe itoe ia mentjari tempat jang baik akan perhentian. Dikiri kanan djalan itoe berdiri gedong-gedoeng jang amat besar besar dan indah-indahnja. Diserambi tiap-tiap roemah jang bagoes-bagoes itie menjala lampoe gantoeng ketjil. Katjanja berwarna-warna: ada jang koening, ada jang hidjau ada poela jang kemérah-mérahan, sehingga tjahajanja jang menerangi serambi moeka itoe amat bagoes dipandang mata diwaktoe malam itoe. Diroemah sana ia melihat seekor andjing tidoer diatas gosok kaki dekat pintoe dengan njenjaknja. Ia memandang andjing jang tidoer itoe sedjoeroes pan-