Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/65

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

65

djalannja, seboetir poen tá ada melanggar temannja, Melihat langit djernih itoe adalah ia merasa hatinja seakan-akan terhiboer oleh karena keindahan 'alam itoe. Ia heran memandang kepintaran jang mendjadikan 'alam ini dengan isinja, semoea teratoer dengan sempoerna. Tjoema nasib manoesia pendoedoek boemi ini jang tiada teratoer. Jang kaja bertambah kaja; kehidoepan rang miskin makin soekar, meskipoen mereka bekerdja membanting toelang, sedang orang kaja itoe doedoek makan minoem bersoeka-soekaän. Adalah roepanja orang miskin jang banjak itoe bekerdja oentoek memperbanjakkan harta orang jang kaja, sedang oepah jang diperolehnja hanja tjoekoep boeat kehidoepannja jang sahadja itoe (tiada dengan sepertinja). Ia tiada mengerti apa sebab hal jang demikian itoe terdjadi didoenia. Mengapakah Toehan seroe sekalian 'alam seolah-olah loepa mengatoer kehidoepan manoesia itoe? Atau manoesia itoekah menjengadja mengadakan hal jang sekoesoet itoe.

Sedang pikiranja berkisar-kisar itoe ditengah malam jang sedjoek itoe, berboenjilah djam jang dalam roemah itoe sekali. Ia terkedjoet seraja berkata: „Wah, soedah poekoel satoe roepanja, baiklah akoe pegi sekarang ini djoega."

Ani berdiri perlahan-lahan. Ia berdjalan da-