Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/279

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

279

meskipoen badankoe menanggoeng. Ja. . . . . . . . .soedah tentoe. Apa bila njawa dan djiwa itoe hendak meninggalkan badan itoe, bermatjam-matjamlah penanggoengan kita. Karena amatlah soesahnja bagai badan itoe melepaskan njawa dan djiwa itoe. Sedapat-dapatnja ia menahan meréka itoe soepaja tinggal tetap bersama-sama dengan dia. Lihatlah bagaimana soesahnja, bagai orang jang hendak meninggal, menghemboeskan napas jang penghabisan. Napas jang penghabisan itoelah watasnja kehidoepan orang didoenia ini, karena pada sa'at itoelah njawa dan djiwa melajang meninggalkan badan, tempat meréka beroemah selama didoenia.

Kalau Ani perhatikan adalah sekalian barang itoe kembali kepada asalnja. Asal djiwa itoe boekan dari doenia ini, tempatnja poen tiadalah disini, jang empoenja dia poen boekan orang disini. Oléh karena itoe kalau waktoenja soedah sampai, ia akan kembali kepada asal kedatangannja. Dengan kematian badan itoe ia meninggalkan doenia dengan segala keadaannja. Karena itoe djanganlah kita sekali-kali menakoeti kematian itoe. Seorang poen tiada jang loepoet dari padanja. Waktoenja poen tiada dapat dilekaskan atau dilambatkan.

Saja mengerti apa sebab Ani berhati soegoel mendengar perkataankoe itoe. Karena Ani ingin soepaja kita sama-sama selamanja. Itoe tá dapat.