Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/278

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

278

menoeloeng orang lain, tiada mengapa. Itoelah boeah kehidoepan jang sesoetji-soetjinja. Dalam hal jang demikian itoe adalah kesoesahan kita itoe lebih ringan, kalau ditimbang, dari pada boeah pertolongan kita itoe. Itoelah hidoep mengorbankan kahidoepan jang kita terima. Kehidoepan jang seroepa inilah jang disoekai Toehan jang mendjadikan manoesia jang pertama itoe.”

Soerdjima berhenti berkata-kata itoe. Dadanja sesak dan napasnja soesah.

Kemoedian ia meneroeskan perkataannja:

„Ani, tiadakah pernah orang, jang mengoempoelkan kekajaannja dari peloeh orang miskin, bersenang hati. Sebaliknja hatikoe sekali girang dalam kesoesahankoe. Saja tahoe benar-benar, bahasa saja tá kan lama lagi menoenggoe adjalkoe. Maka oléh sebab itoelah akoe bekerdja sebanjak banjak, soepaja harikoe jang sedikit lagi itoe berdjasa benar.”

Si Ani mendekap sahabatnja itoe laloe menangis tersedoe-sedoe. Sangkaan jang menakoetkan diri dia itoe, soedah benar. Dari moeloet Soerdjima sendiri ia mendengar perkataan itoe, ja'ni hari pertjeraikan meréka itoe tiada djaoeh lagi.

„Apakah sebab Ani menangis jang demikian itoe? Doedoeklah baik-baik. Dengar dan perhatikan saja berkata itoe. Pekerdjaankoe, Ani, hampir selesai. Oléh karena itoe saja selaloe bersoekatjita,