Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/271

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

271

„Marahkah engkau kalau tanganmoe jang haloes dan lemboet ini koe......... „Tek Lie tiada dapat meneroeskan perkataannja, karena piloe dan soesah hatinja.

Anak dara itoe menoendoekkan kepalanja. Hiba benar hatinja melihat anak moeda itoe.

„Sekali-kali tidak, djanganlah Lie bersoesah hati.”

Demi anak moeda itoe mendengar sahoet jang demikian itoe, ia poen merasa badannja lemah. Tangan kanan kekasihnja itoe dipeloeknja dan ditjioemnja beroelang- oelang, sambil air matanja bertjoetjoeran. Air mata jang keloear dari mata anak moeda itoe, air mata jang terbit dari hati jang digerakkan soeka dan girang, doeka dan nestapa, djatoeh berlinang-linang membasahai tangan anak dara jang gemetar itoe. Hatinja poen soedahlah gemoeroeh melihat penanggoengan Tek Lie jang dikasihinja itoe.

„Selamat,.........selamatlah Noni,” oedjar Tek Lie sambil ia berpaling menoedjoe kerétanja itoe.

Kedoea keréta itoe berdjalan masing-masing dengan haloeannja. Makin lama makin djaoeh antara kedoea orang itoe, masing masing memasang telinganja menengar soeara koekoe koeda jang menarik ketjintaan meréka itoe.

Dilangit jang gelap itoe soeatoe poen tiada jang kelihatan. Seboetir bintang poen tiada jang ge-