Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/268

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

268

soempah dihadapanmoe dan boelan itoelah saksikoe. Sekali-kali saja tá kan meninggalkan engkau. Engkaulah temankoe sehidoep semati dihari jang kemoedian. Kalau saja meloepakan adinda, loepalah tangan kanankoe akan perkerdjaankoe.”

Tek Lie diam. Sepatah kata poen tiada keloear dari pada moeloetnja. Ia bersandar benar-benar dan matanja memandang djaoeh kedepan. Sambil air matanja bertjoetjoeran, ia membilang- bilang hari dan boelan, berapa lama soedah persahabatan meréka itoe. Waktoe ia adjar kenal dengan anak gadis itoe, adalah pada sangkanja tjinta itoe membawa kegirangan pada hatinja. Ia beroesaha soepaja persahabatan meréka itoe bertambah rapat. Sekarang tjinta soedah ada diantara meréka itoe. Bahagia jang disangka- sangkanja itoe tiada diperoléhnja. Sebaliknja tjinta jang dirasainja itoe adalah membawa dia hidoep dalam pertjintaan, artinja hidoep dalam kebimbangan. Pada dia sekarang tjinta itoe tiada lain dari pada sengsara jang menekan hidoep kemoedaannja. Akan tetapi soenggoehpoen demikian, tiadalah dapat ia me- njingkirkan tjinta itoe.

Ia bertanja dalam hatinja: „Apakah jang menjebabkan pertjintaankoe ini? Dia koetjintai. Apanjakah jang koetjintai? Badannja? Njawanja? Djiwanja?”