Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/263

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

263

Lontjéng roemah polisi, jang tiada djaoeh dari tempat itoe, berboenji toedjoeh kali. Ia menoléh kearah kedatangan sahabatnja itoe. Sjoekoer ia melihat seboeah keréta datang. Masih djaoeh, beloem dikenalnja. Makin lama makin dekat......... ja itoelah dia. Hatinja berdebar karena soekatjitja. Lebihlah seboelan ia tiada bersoea dengan sahabat ketjintaannja itoe. Keréta jang datang itoe berhenti dihadapannja.

Soeara jang lemah lemboet itoe mengadjak dia naik. Ia naik sebagai orang bermimpi. Pikirannja masih riboet.

„Soedahkah lama Lie disini?”

„Beloem, saja djoega baharoe datang.”

Jang menjahoet itoe soedah moelai terang pikirannja- Anak gadis itoe bertanja poela:

„Adakah emak selamat di-Tangerang?”

„Ia séhat dan ia berkirim dalam pada Ni”.

„Terima kasih. Dan Lie ada djoega baik?”

„Moedah- moedahan. Akan tetapi apakah kabar adinda, adalah adinda séhat djoega?”

Ték Lie tiada beroléh sahoetan. Keréta itoe berdjalan perlahan-lahan, sambil kedoea orang itoe doedoek bersama-sama.

Anak moeda itoe mengoelangi pertanjaannja itoe. Soeara jang lemboet itoe beloem djoega keloear dari pada moeloet anak gadis itoe. Ia memandang moeka ketjintaannja itoe. Ténda keréta