Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/246

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

246

nja ini sahadja: Djanganlah balas sebarang kedjahatankoe, rahmatkoe itoelah jang koeharapkan.”

Kedoea orang bersahabat itoe diam sedjoeroes pandjang. Hok Gwan memikirkan halnja dengan isterinja. Ia hendak membitjarakan dia dengan sahabatnja. Barangkali Tek Lie dapat memperdamaikan ia dengan isterinja. Kalau sahabatnja ini tiada dapat melemboetkan hati isterinja, tentoe perselisihan itoe lama baroe selesai. Boléh djadi nanti orang loear mengatahoeinja. Bila begitoe djadinja, tentoe ia beroléh maloe jang besar. Demikianlah pikiran Hok Gwan. Akan tetapi kepada dirinja tiada ia maloe sebab perboeatannja itoe. Orang lain itoelah jang dimaloeinja. Sebab itoe, katanja, orang boekan pentjoeri sebeloem ketahoean. Oléh karena itoe ia beroesaha menoetoepi kesalahannja itoe. Dan kalau ada tempat jang lain, ia akan berboeat poela jang demikian itoe.

Sekarang ini biarlah dikatakannja. Lagi poen Tek Lie boekan orang lain. Ia soedah mengenal lama ’adat dan tabi’atnja. Batin dan rahsianja dapat dipertjajaïnja Tek Lie, sebagai dirinja sendiri. Maka ia poen berkata:

„Lie, saja poen sekarang ada dalam kesoekaran. Saja mohon bitjaramoe.”

„Saja sedia Gwan, perkara apakah itoe?”