Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/235

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

235

datang kemari. Saja meminta nasihat dan pertolonganmoe, meskipoen koeketahoei, bahasa pikiran dan tabi'at kita ada berlainan."

„Anéh benar", kata Hok Gwan dalam hatinja, „Saja dalam keriboetan dengan roemah tanggakoe. Saja hampir- hampir poetoes asa. Ia datang lagi meminta bitjara dari padakoe, akoe jang tiada mengetahoei bitjara dalam halkoe ini."

Sedjoeroes pandjang mereka itoe bertjakap-tjakap. Pertjakapan meréka itoe makin lama makin malap. Jang seorang tiada memperhatikan perkataan jang lain, karena masing- masing memikirkan pertjintaannja. Hok Gwan selaloe mengenangkan perselisihannja dengan istrinja. Bagaimanakah ia dapat melemboetkan hati isterinja itoe. Kadang- kadang ia menjalahkan isterinja itoe! „Adakah perempoean itoe", tanjanja dalam hatinja" tiada mengetahoei keperloean laki-laki itoe. Perempoean dapat menahani dirinja akan tetapi lain halnja dengan laki- laki, sedang hawa nafsoenja poen djaoeh lebih keras."

Tek Lie mengenangkan anak gadis jang ditjintainja. Ia ingin akan anak gadis itoe boekan karena keperloean badannja atau digerakkan hawa nafsoe. Tjintanja itoe keras akan tetapi bersih dan soettji. Kekoeatan jang terbit dalam hatinja, kekoeatan jang didjadikan Toehan pada tiap- tiap manoesia, kekoeatan itoelah jang menarik dan