Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/218

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

218

mar itoe, ketjoeali anak jang toea berdoea. Meréka itoe poelang dari sekolah. Kalau anaknja itoe bertanja: „Apakah sebabnja iboe berkemas? Hendak kemana mak?” si-iboe tiada menjaoet. Ia menjoeroeh anaknja pegi bermain-main.

Pintoe kamar itoe ditoetoepnja, karena ia tiada soeka melihat moeka soeaminja. Sedang ia berkemas-kemas itoe, ia selaloe berpikir-pikir sehingga ia kadang silaf menjimpan barang-barang itoe.

„Tiada pantas kelakoeannja itoe. Ia tiada menaroeh hati akan saja dan anak jang lima ini. Pada hal ia boekan orang moeda lagi.”

Demikianlah si iboe berpikir-pikir, serta hatinja marah dan bentji kepada soeaminja.

Sedang ia berpikir-pikir demikian itoe, maka kedengaranlah padanja soeara langkah Hok Gwan, soeaminja itoe. Ia terkedjoet sebentar. Telinganja dipasangnja mendengar soeara itoe, Orang itoe datang roepanja mendapatkan kamarnja itoe, karena soeara sepatoe itoe semakin keras.

„Kalau ia datang nanti koeoesir”, berkata perempoean itoe dalam hatinja. Moekanja jang masam itoe bertambah moeram. Doea harilah soedah ia selaloe mendjaoehkan moekanja dari soeaminja itoe. Ia hendak pegi meninggalkan soeaminja itoe oléh karena perboeatannja jang tiada senonoh itoe. Tetapi ia merasa dalam hatinja, bahwa moes-