Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/212

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

212

memiara dia, perasaan kehormatan itoe makin berkoerang-koerang. Pada achirnja tiadalah ia enggan berkeliaran didjalan besar, karena dengan djalan jang demikianlah ia dapat beroleh penghidoepan. Bagaimana rendahnja dan sengsaranja kehidoepan jang seroepa itoe, tiada oesah saja katakan lagi, tetapi kalau peroet itoe soedah lapar, apakah jang tidak orang kerdjakan.

Waktoe saja soedah ditinggalkan toean itoe adalah saja dalam pertjobaan besar. Dalam hatikoe saja mendengar doea soeara Jang satoe berkata: „Djanganlah koeatir akan kehidoepanmoe, engkau masih moeda. Kalau engkau soedah bosan dalam tangan laki-laki, tinggallah hidoep seorang diri. Akan beroléh oeang tiada soesah. Lihat sahadjalah apa jang diperboeat temanmoe. Kalau engkau perhatikan, roepamoe lebih bagoes lagi dari pada kebanjakan orang itoe.” Soeara ini koeat dan hebat boenjinja.

Soeara jang kedoea adalah djaoeh koedengar. Perlahan-lahan dan merdoe ia memberi nasihat akan dakoe, soepaja saja awas akan godaan doenia. Adapoen perkataan iblis itoe manis dan lemboet. Akan menoeroetnja poen tiada soesah. Akan tetapi bila kita perboeat nasihatnja itoe achirnja kita bertambah melarat, sedang kekoeatan kita bertambah koerang, sehingga kesoe-