Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/191

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

191

27 October.

Dihadapan saja iboe kekasihkoe itoe menjemboenjikan soesah hatinja. Tetapi saja mengerti akan kemoeliaan hatinja. Dengan saja tiada, berapa itoe, tetapi akoe ketahoei benar-benar, ditempat jang soenji sering ia menangis sebab mengingatkan kematian soeaminja itoe. Dalam kehidoepankoe tiadalah soeatoe peroebahan. Hari jang satoe bertoekar dengan hari jang lain, akan tetapi soeatoe poen tiada pertoekaran dalam nasibkoe. Pada iboekoe ada, tetapi perlahan-lahan.

Badannja jang beloem toea itoe makin koeroes. Bila saja bertanjakan itoe, ia selaloe menjeboet: ,,Tentoe orang makin toea dan makin koeroes". Akan tetapi bila koebandingkan oesianja dengan kemoedoeran badannja itoe, boekanlah itoe sebabnja jang sebenarnja.

Pada soeatoe hari ia menangis dikamarnja. Ia melihat saja datang itoe, maka ia poen menangis lebih hébat. Saja memeloek léhérnja dan bertanja dengan piloe hatikoe:

,,Apakah jang mak tangiskan?"

Ia tiada mendjawab. Hanja matanja jang malap itoe memandang saja dengan pandang jang penoeh dengan kemasgoelan.

,,Diamlah mak, djangan menangis".