Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/188

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

188

Lima tahoen saja dipelihara toean itoe maka pada soeatoe hari bapakkoe beroléh demam ja keras. Ia bekerdja diwaktoe hoedjan, karena ia hendak menghabiskan bangkalai jang tiada seberapa lagi. Malamnja itoe ia beroléh kepala jang berat. Keésokkan harinja badannja amat panas dan demamnja makin bertambah pasang. Ia tiada dapat tidoer dengan senang, karena ia selaloe batoek. Malang jang menimboeni malang, bapakkoe poen meninggallah; ia sakit itoe beloem sepoeloeh hari. Doktor mengatakan, paroe-paroenja jang sakit, karena ia bekerdja dihoedjan, sedang hari dingin benar pada waktoe itoe.

Sesoedah bapakkoe meniggal, kaoem keloearga jang banjak itoe tiada kelihatan lagi. Orang-orang jang beroetang pada kami tiada soedi lagi memenoehi djanjinja. Iboekoe tiada dapat gerboeat soeatoe apa, karena bapak saja memindjamkan oeang itoe dengan tiada pakai soerat atau saksi, karena ia terlaloe pertjaja pada orang. Lagipoen sering djoega ia memberi pindjaman diloear pengetahoean iboekoe. Demikianlah halnja maka iboekoe tinggal dalam kemiskinan setelah bapakkoe meninggal. Mak berdjoealan itoe poen tiada teroes lagi, karena mandoer jang baharoe itoe melarang dia. Pentjaharian jang serendah itoe tiada maoe ia membiarkan tinggal ditangan mak.

Sepeninggal bapak adalah amat soesahnja bagi