Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/183

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

183

ngan tangisnja: „Toean, kasian, anak saja tjoema jang sebidji itoe sahadja.”

Ani, kalau koepikir kemelaratankoe, sering timboel kemarahan dalam hatikoe. Saja berkata orang toeakoelah jang menjebabkan nasibkoe ini. Akan tetapi kalau koepikir pandjang, tiadalah sampai hatikoe mempersalahkan orang toeakoe. Saja tiada tahoe dan tiada merasa hal jang menimpa meréka itoe, waktoe saja diminta toean itoe. Saja tahoe benar, meréka itoe memberikan saja boekan dengan réla hati. Boektinja pertjakapan jang koedengar itoe. Perkataan dan soeara mak tersedoe-sedoe itoe tiada lepas dari telingakoe sampai sekarang, bagai mana doedoek dengan moeka jang toendoek, masih terang tergambar dalam hatikoe, meskipoen soedah bertahoen-tahoen lamanja. Ringkasnja, makin koepikir lebih dalam, saja tiada menjalahkan orang toeakoe jang soedah meninggal itoe. Saja poen pada ketika itoe beloem mengetahoei boeroeknja kebiasaan jang demikian itoe, jaitoe perempoean jang hidoep bersama-sama dengan laki-laki, apa lagi bangsa asing, hidoep dengan tiada terikat perkawinan jang soetji. Tetapi setelah koerasai, tahoelah saja bahwa hal jang demikian itoe adalah menghinakan perasaan kehormatan perempoean jang haloes. Mengartilah saja apa sebabnja 'adat lembaga jang sedjati, agama dan peratoeran negeri mengatoer perkawinan,