Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/174

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

174

dingin, ia berdjalan perlahan-lahan dihadapan roemah itoe. Waktoe itoe soedah petang dan matahari tiada djaoeh lagi dari peradoeannja. Dari pagi hari hoedjan sahadja, akan tetapi sekarang jang gelap itoe soedah terang dan awan oedjan jang tebal telah dihemboeskan angin kesebelah selatan. Boeroeng-boeroeng jang bersemboenji tahadi dibawah daoen pohon-pohon itoe soedah keloear dengan soekatjitanja. Siapa jang lapar lagi, meréka itoe mentjahari mangsanja pada waktoe terang, jang tiada berapa lama lagi. Siapa jang soedah kenjang, doedoeklah ia ditjabang jang tinggi sambil membersihkan boeloenja jang basah itoe, sedang boeroeng penjanji, sebagai boeroeng tekoekoer dan moerai, memperdengarkan soearanja jang merdoe itoe, seolah-olah mengoetjap selamat tidoer bagai matahari, bidadari siang jang baradoe itoe.

Soerdjima merasa badannja pajah. Maka ia poen doedoeklah pada balé-balé dihadapan roemah itoe. Tjahaja matahari jang penghabisan itoe adalah menjedapkan badannja janng dingin. hatinja penoeh oléh keindahan soré jang bagoes itoe. Matanja tertarik oléh sekawan boeroeng dara jang terbang dioedara jang djernih itoe. Boeroeng itoe terbang semakin tinggi, seolah-olah hendak mentjapai langit jang biroe itoe. Setelah tinggi, maka