Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/171

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

171

„Itoe tiada dapat koetentoekan. Harapankoe kabar itoe djangan benar. Tetapi meskipoen demikian, kita haroes memikirkannja”.

„Sebenarnjalah perkataanmoe itoe. Pada timbangankoe, kabar itoe boleh djadi. Dan inilah barangkali jang menjoesahkan si Noni, sebagai boenji soeratnja jang engkau batja itoe”.

„Taksirankoe poen demikian djoega”.

„Kalau demikian haroeslah saja lekas membitjarakan perkara ini dengan si Noni. Kalau ia tahoe djanganlah ia menjemboenjikan soeatoe apa bagikoe. Hari Senin jang akan datang ini ia sekolah malam. Nanti saja kirim soerat bertanjakan apa dapat saja bitjara dengan dia, sesoedah lepas sekolah”.

Sesoedah ia berkata demikian, maka kedoea orang moeda itoe poen diamlah, masing-masing dengan pikirannja. Jang seorang memikirkan nasib pertjintaanja, pertjintaan jang semakin lama semakin soesah. Diwaktoe hidoepnja, jang soedah doea poeloeh enam tahoen itoe, beharoelah ia sekali ini merasa kemasjgoelan jang sebesar ini. Anak moeda jang seorang lagi bertanja' dalam hatinja, apakah gerangan tjinta jang ada diantara laki-laki dan perempoean. Benar ia soedah beroemoer doea poeloeh satoe dan ia telah merasa, bahwa hatinja sering tertarik oler perempoean, akan