Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/161

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

161

menoeroet nafsoe jang baharoe itoe. Bila ia beroléh dia, soeatoepoen tiada djoega jang tinggal tetap memberi damai dan kesenangan dalam hatinja. Sebaliknja perasaannja tiada énak, kesal dan lesoe, karena badannja semangkin soeroet dan kekoeatannja bertambah koerang. Sjoekoer ia soedah lepas dari pada antjaman bahaja maoet jang bengis itoe. Ia tersenjoem seraja berkata sendirinja: „Kalau sekiranja penjakitkoe itoe tiada baik, kalau saja mati. . . . . . . . .hé saja ingin benar akan mengetahoei bagaimanakah perasaan orang mati itoe”.

Angan-angan dan kenang-kenangan jang seroepa itoe baharoelah sekarang ini timboel pada hati anak moeda itoe. Ia soedah merasa bahasa djalan dan tjara hidoepnja jang sekarang serba salah adanja. Akan tetapi meskipoen demikian itoe beloem timboel dalam pikirannja akan mengobah jang seroepa itoe. Pikiran jang tadjam dan perasaan jang haloes beloem diperoléhnja akan mentjahari jang sebenanja dan akan menimbang dan membanding-bandingkan apa jang nampak dimatanja, jang haroes menolong ia dalam hal ini, tiada diperoléhnja. Lim Soen Kim, bapanja itoe, tiada memikirkan keperloean djiwa anaknja. Hati dan waktoenja selaloe terikat oléh kekajaan dan perdagangannja. Kemadjoean perniagannja itoe sahadjalah jang dipikirkannja. Sebagai kebiasaan