Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/153

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

153

oesahanja dengan djalan aloes, tiadalah ada pertolongannja, karena perkataan orang lain lebih berharga pada anak itoe dari pada perkataan jang keloear dari moeloetnja sendiri.

Setelah malam soedah djaoeh, baharoelah tamoe itoe poelang. Orang toea itoe poen menghantarkan si anak kekamar tempat tidoernja sendiri jang diatoer oléh si ibue dengan rapinja.

Poekoel delapan tahadi, setelah makanan diatoer dimédja, Si Ani poen poelanglah kekampoeng Boengoer mendapatkan roemah bamboe jang baharoe diséwa meréka itoe. Soerdjima doedoek dibalé-balé menantikan kedatangan saudaranja itoe. Si Ani mentjeriterakan kedatangan anak toeannja itoe, seraja ia mengeloearkan oeang jang diterimanja itoe dari kantong koetangnja. „Ini dia, katanja, sambil ia meletakkan roepiah semata.” Oeang ini tjoekoep akan pembeli kain panas tiga élo oentoek Soerdjima. Soepaja ada badjoe panas Soerdjima diwaktoe hoedjan ini.”

Soerdjima tiada menjahoet. Hatinja penoeh oléh karena kasih sajang anak gadis ini akan dia. Ia menekan dadanja serta batoek perlahan-lahan. Penjakit dadanja jang soedah lama itoe serasa-rasa timboel sekarang.

Habis makan, kedoea orang itoe poen tidoerlah bersama-sama. Besok pagi-pagi meréka itoe mesti bertjerai, masing-masing menoedjoe pekerdjaanja.