Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/150

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

150

„O' djangan marah, saja sekadar main-main sadja. Saja mengakoe kamar ini bagoes sekali, ta' ada koerangnja”, kata sesoeami tersenjoem-senjoem seraja menampar belakang isterinja perlalahan-lahan.

Keesokan harinja Lim Soen Kim poen pergilah menjongsong anaknja itoe kesitasioen. Kedatangan anak moeda jang kaja ini tentoe membawa ramai dan girang diroemah gedong orang toeanja itoe. Sahabat karibnja poen tiada ketinggalan menoendjoekkan soekatjita mereka itoe. Akan tetapi mereka itoe bersoeka tjita boekan diseboetkan kesemboehan orang sakit itoe. Merika itoe bergirang hati karena anak moeda telah kembali. Kelidoepan orang moeda, melakoekan roepa-roepa, kepelisiran itoelah jang menggirangkan hati meréka itoe, karena dalam hal jang seroepa itoe adalah anak ini jang mendjadi kepalanja, sedang oeang jang akan diboroskan tiada koerang asal anak kaja ini ada.

Djalan-djalan besar jang ramai itoe bertambah ramai, sedang matahari jang hangat itoe soedah hampir-hampir terbenam. Hawa jang panas itoe poen djaoehlah berkoerang dari djalan-djalan jang bagoes itoe tiada beraboe lagi. Orang jang melantjoeng hilir moedik serta dengan orang orang jang poelang dari pekerdjaannja. Roepa-roepa kanda-