Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/118

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

118

„Terima kasih toean”, sahoet orang itoe. Ia tersenjoem menerima pemberiankoe itoe, akan menoendjoekkan kegirangannja. Senjoemnja itoe tiada menggirangkan hati, akan tetapi lebih lagi menimboelkan hati kasihan bagai jang melihatnja.

Lama saja menoeroet orang itoe dengan matakoe, sampai ia hilang diantara orang jang banjak itoe. Trém datang dengan hiroeknja. Saja berlari mendapatkan halte, perhentian itoe. Selama saja doedoek itoe tiadalah lepas orang itoe dari pikirankoe. Roemah jang bagoes-bagoes dikiri kanan djalan besar itoe, silih berganti pada pemandangankoe dengan bajang-bajang si bapak jang melarat itoe.

Ja adinda Noer, dapatkah hati jang dangkal. itoe memikirkan segala tamasja jang kedjadian didoenia ini.

9 Augustus.

Tahadi pagi kakanda menerima sepoetjoek soerat. Saja héran melihat ’alamat soerat itoe, karena saja tiada mengenal nama sipengirim itoe. Saja tersenjoem membatja isi soerat itoe. Orang jang empoenja soerat itoe mengatakan pikirannja tentang boekoe karangan saja jang baharoe dikeloearkan Balai Poestaka. Disini saia menjalin soerat orang itoe: