Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/115

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

115

itoe bersama-sama memikoel malang jang menimpa mereka itoe. Dalam waktoe kesoesahan jang seorang dapat menghiboerkan jang lain dan dengan djalan jang demikian adalah loeka jang parah itoe koerang sakitnja.

„Saja......... saja tinggal seorang diri. Pikirankoe amat melarat. Akalkoe amat gelap apabila saja makin memikirkan kematian anak binikoe. Adalah pada taksirankoe tenagakoe koerang akan memikoel nasibkoe itoe dengan sabar.”

„Tiadakah engkau mengingat Toehan dalam doeka tjitamoe itoe?" bertanja saja.

„Waktoe saja ketjil, koeranglah saja menerima didikan dan pengadjaran tentang Allah. Sebagaimana kata sahaja tahadi adalah gelap ’akalkoe pada waktoe itoe. Saja mentjahari soepaja akal meloepakan hatikoe jang soesah itoe. Dan......itoelah djalannja sahaja makan madat, toean.”

Orang toea itoe mengatakan kalimat jang penghabisan itoe dengan soeara jang kesal. Hatikoe sedih mendengar kesahnja itoe. Tiap-tiap perkataan jang keloear dari moeloetnja tioe koeartii benar dan perasaannja itoe koerasai djoega.

Adinda Noer, melihat air mata jang berhamboeran dari boeloe matanja itoe adalah dadakoe sebagai diiris dengan sembiloe. Kalau saja tiada menahani hatikoe oléh karena maloekoe, maoelah