Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/103

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

103

„Perboeatan manoesia sendiri, jang selaloe meroesakan, sekalian jang diatoerkan Toehan oentoek keselamatan itoe”, djawab soeara jang lain.


„Kalau demikian adalah salahnja péhak perempoean? Siapakah jang bersalah besar dalam hal itoe?”

„Perempoean bersalah djoega, meskipoen tiada seberapa. Jang bersalah besar jaitoe laki-laki; meréka itoe patoet beroléh hoekoeman jang seberat-beratnja. Adalah kesalahan meréka itoe lebih lagi dari pada kesalahan radja, jang mengambil roemah dan sawah seorang djanda dengan paksa, karena radja itoe hendak melébarkan taman boenganja, tempat ia bersenang-senang. Radja itoe dapat melakoekan soekanja, karena ia radja jang memegang koeasa, sedang djanda jang miskin itoe tiada dapat mempertahankan haknja, karena ia hina dan dina.”

„Kalau demkian,” bertanja soeara jang lain”, dimanakah” Toehan seroe sekalian 'alam si pelindoengi orang lemah dan ketjil, si penghoekoem orang jang djahat dan bengis?”

Soerdjima termenoeng......termenoeng djoega. Tetapi soeara jang lain itoe tiada menjaoet lagi dalam hatinja.