Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/101

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

101

soedah tentoe tiada moedah bagai perempoen jang masih moeda Sedang paras jang bagoes adalah bagai dia mendjadikan kesoesahan jang bertipat ganda. — Ani, itoelah jang menaroeh hatikoe bimbang melihat kau. Itoelah sebabnja saja menjangka bahwa nasibmoe tiada djaoeh berlainan dibelakang hari dari pada nasib jang soesah koeperoleh."

Dari djaoeh kedengaran boenji gamelan. Soeara jang sedap dan merdoe itoe berboenji berombak-ombak memenoehi oedara jang sedjoek itoe. Kedoea orang perempoean itoe doedoek termenoeng-menoeng, masing² dengan angan-angannja. Soerdjima terkenang akan nasibnja sedjak dari ketjilnja. Betapa sengsaranja perempoean rendah — artinja orang kebanjakan — jang mendjadi korban nafsoe laki-laki, telah dirasainja, dan sampai sekarang masih terasa lagi oléhnja. Meréka itoe — golongan laki-laki ini — merasa dirinja lebih koeat dan lebih bertenaga. Maréka itoe orang berada, menaroeh oeang dan harta. Diloear dan dalam roemahnja meréka itoe mempoenjai kekoeasaän, jang diperoléh meréka itoe karena tipoe moeslihat dan pengaroeh kekajaän meréka itoe. Sedang 'adat poen — artinja pikiran orang banjak selaloe meringankan boesoeknja kedjahatan meréka itoe. Ja, kadang-kadang me-