Halaman:Tjerita-tjerita dari negeri Atjeh.pdf/74

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 70 —

Lama-lama littenan itoe tida bisa tahan lagi. Dengan pedangnja dija masi tangkis senapan jang di intjer pada dija. Lantas kena pelor dadanja, sekarang dija djatoh, bajiknja di loewar benteng. Topinja dan kistoolnja dan pedangnja ketinggalan di dalam benteng.

Sebentar orang Atjee itoe loempat kaloewar dengan soerak; maoe ambil itoe littenan; tentoe maoe di tjintjang. Tetapi soldadoe-soldadoe bajiknja ada di sitoe, sebab sekarang itoe minoeran soedah bikin roeboh itoe pagar. Littenan itoe lantas di angkat, di bawa ka belakang.

Katanja satoe orang aprikan kapada orang Atjee itoe: djangan ketawa, nanti koewe rasa, bangsat.

Dari benteng itoe dija di pasang, tetapi topinja sadja kena. Tjoba selompret tida boenji moendoer, tentoe orang aprikan itoe soedah loempat masoek di benteng.

Toewan kaptin Perelaer ini, kiranja pertjoema benteng itoe di toebroek, sebab terlaloe sedikit orangnja; djadi bagitoe dija moendoer sedikit, lantas orang orangnja di soeroh tjari tempat betoel, dan siapa siapa kelihatan di benteng di soeroh pasang. Bagitoe roepa dija toenggoe hoofdtroep, akan toebroek sama-sama.

Lantas bagitoe hoofdtroep itoe sampej di pagar.