Halaman:Tjerita-tjerita dari negeri Atjeh.pdf/58

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 54 —

orang Atjee doedoek berdjongkok koelilingnja, lantas dija di batjok dengan klewang. Soepaja dija djangan terlaloe lekas mati, loeka-loeka itoe sengadja tida di bikin dalam.

Tempo dija di ketemoe patroeli, dija masi idoep; tiga hari lagi dija mati.

Toewan littenan Luske itoe djoega di dapat oleh patroeli.

Tjoba pikir, orang-orang jang batja ini, apa tida terlaloe orang Atjee itoe? Boekan tentoe kita misti bentji pada dija? Toewan littenan Luske itoe, bagini roepa di dapat: Toewan kaptin Bendien itoe, tempo dengar pasang; lantas madjoe maoe toeloeng. Di tengah djalan dija ketemoe orang-orang soldadoe dan koeli jang lari kiri kanan. Soldadoe itoe di tahan, lantas moesoh di toebroek sampej dija lari, soedah bagitoe orang pegi tjari orang-orang mati dan orang-orang jang kena loeka. Toewan littenan Luske di ketemoe di pagar bamboe doeri, dan sebab dija tida bergerak lagi, dan oesoesnja keloewar, orang kira dija soedah mati.

Soesah sekali dija di toeloeng, sebab soedah tentoe sakit sekali kaloe begerak jang sedikit sadja. Sebelah kanannja roepanja di iris-iris. Kasian betoel, orang masi moedah itoe, bagitoe roepa di lihat. Soldadoe-soldadoe itoe ada jang sampej nangis.