Halaman:The International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes.pdf/4

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca
Pengantar



ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) selama beberapa tahun telah menekankan arti penting pelestarian praktek- praktek pemberian Air Susu Ibu (ASI) -- dan menghidupkan kembali praktek-praktek pemberian ASI di wilayah di mana pemberian ASI menunjukkan penurunan – sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan dan nutrisi bayi dan anakanak. Upaya-upaya untuk mempromosikan pemberian ASI dan untuk memecahkan masalah yang mungkin menghambatnya menjadi bagian dari keseluruhan program nutrisi dan kesehatan ibu dan anak dari kedua organisasi tersebut dan menjadi elemen utama dari perawatan kesehatan primer, sebagai sarana untuk mencapai kesehatan untuk semua pada tahun 2000.
Berbagai faktor mempengaruhi prevalensi dan masa pemberian ASI. Persidangan Dewan Kesehatan Dunia ke Dua puluh tujuh, tahun 1974, mencatat adanya penurunan dalam pemberian ASI di beberapa bagian kawasan di dunia, yang berkaitan dengan faktor sosial budaya dan faktor sosial dan kultural dan faktor lainnya, termasuk promosi makanan pengganti ASI pabrikan, dan mendesak "Negara-negara anggota untuk mengkaji kembali kegiatan-kegiatan promosi penjualan makanan bayi untuk memperkenalkan upaya-upaya perbaikan, termasuk kode etik pengiklanan dan legislasi bila mana dipandang perlu".[1]
Masalah ini diangkat kembali ke permukaan pada Persidangan Dewan Kesehatan Dunia ke Tiga Puluh Tiga pada bulan Mei 1978. Di antara rekomendasinya adalah bahwa Negara-negara anggota hendaknya memberikan prioritas pada pencegahan malnutrisi di kalangan bayi dan anak-anak, di antaranya dengan mendukung dan mempromosikan pemberian ASI, melakukan tindakan sosial dan legislatif untuk memfasilitasi pemberian ASI dengan bekerja dengan para ibu, dan mengatur "promosi penjualan makanan bayi yang tidak patut yang dapat digunakan untuk menggantikan air susu ibu."[2]
Kepentingan dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan pemberian makanan anak-anak dan bayi tentang arti penting pemberian ASI untuk membantu masalahmasalah, tentunya, sudah meluas tidak hanya di lingkungan WHO dan UNICEF. Pemerintah, organisasi non - pemerintah, ikatan- ikatan profesi, ilmuwan, dan pabrikan pembuat makanan bayi juga telah meminta agar dilakukan aksi dalam skala global sebagai salah satu langkah menuju peningkatan kesehatan bayi dan anak-anak.

Pada penghujung tahun 1978, WHO dan UNICEF mengumumkan niatnya untuk menyelenggarakan pertemuan bersama mengenai pemberian makanan bagi bayi dan anak-anak, di dalam program-program mereka, untuk mencoba memanfaatkan pendapat yang sangat berdasar itu dengan sebaik-baiknya. Setelah melalui pertimbangan yang seksama mengenai bagaimana memastikan partisipasi yang tinggi, pertemuan diselenggarakan di Jenewa dari tanggal 9 sampai 12 Oktober 1979, dan dihadiri oleh sekitar 150 perwakilan dari kalangan pemerintahan, organisasi-organisasi di bawah sistem Perserikatan Bangsa- Bangsa, dan badan-badan antar pemerintah yang lain, organisasi non-pemerintah, kalangan industri makanan bayi, dan para ahli dalam disiplin ilmu terkait. Diskusi-diskusi diselenggarakan di bawah lima tema: dorongan dan dukungan pemberian ASI; promosi dan dukungan praktek-praktek pemberian makanan (sapih) pelengkap pada saat yang sesuai dan tepat waktu dengan menggunakan

  1. Resolusi WHA 27, 43 (Handbook of Resolutions and Decisions of the World Health Assembly and the Executive Board, Volume II, Edisi ke empat, Jenewa, 1981, halaman 58)
  2. Resolusi WHA 31.47 (Handbook of Resolutions and Decisions of the World Health Assembly and the Executive Board, Volume II, Edisi ke empat, Jenewa, 1981, halaman 62)