Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/56

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

38

tidak mendapat perubahan, perulangan atau proses pemajemukan. Kata dasar ditinjau dari pola suku katanya dapat berupa kata yang terdiri atas satu suku kata atau lebih.

Kata bentukan dapat dibicarakan dari tiga dimensi, yaitu kata bentukan yang terbentuk dengan proses penggabungan kata dasar dengan afiks atau afiksasi, dan proses perulangan atau reduplikasi kata dasar berulang, dan pemajemukan.

4.2 Afiksasi

Afiks dalam bahasa Minangkabau berupa morfem terikat yang digunakan untuk membentuk kata. Afiksasi di sini terdiri dari prefiks + dasar, (2) infiks + dasar, (3) sufiks + dasar, (4) konfiks + dasar, dan (5) imbuhan gabung + dasar.

4.2.1 Prefiksasi

Ada sebelas prefiks dalam bahasa Minangkabau, yaitu (1) ba1-, (2) ba2-, (3) ba, (4) maN-, (5) di-, (6) ta-, (7) ta,-, (8) paN-, (9) pa-, (10) ka-, dan (11) sa-,

4.2.1.1 Prefiks ba,- + Dasar

Prefiks ba, sebagai satu morfem mempunyai dua alomorf yang berdistribusi komplementer, yaitu ba- dan bar-. Bentuk ba- muncul pada kata yang dasarnya diawali konsonan, dan bentuk bar- muncul pada kata yang dasamya diawali vokal. Dari dasar dasi 'dasi', garam 'garam', tuah 'tuah', aia 'air, dan anak 'anak' dibentuk verba badasi 'berdasi', bagaram 'bergaram', batuah 'bertuah', baraia 'berair', baranak 'beranak'. Perlu ditambahkan bahwa pada kasus tertentu bentuk ba- dan bar- masih dapat dibedakan lagi dari segi semantis. Jadi, rumusan di atas masih sangat bersifat umum dan akan dijelaskan lagi dalam pembahasan arti prefiks ini.

Prefiks ini melekat pada kata dasar atau bentukan yang dapat berupa nomina, verba, adjektiva, dan numeralia.

1. Prefiks ba1- + Nomina

Prefiks ini dapat bergabung dengan nomina dan gabungan ini membentuk verba intransitif. Oleh karena itu, prefiks ini merupakan prefiks derivasional.