Halaman:Tata Bahasa Minangkabau.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

18

Para penyelidik bahasa di akhir abad XIX dan awal abad XX berkesimpulan bahwa dialek Agam merupakan dialek standar bahasa Minangkabau, Hal itu berhubungan dengan fungsi Bukitinggi, kota di wilayah Agam, sebagai pusat berbagai kegiatan masyarakat yang ditandai dengan adanya Sekolah Raja, benteng pertahanan Belanda, pusat perdagangan, pusat kebudayaan, pusat pemerintahan, dan pusat penyebaran agama Islam. Segenap anggota masyarakat Minangkabau berkepentingan dengan Bukittinggi, dan bahasa Minangkabau yang digunakan dialek Agam.

Dialek standar dapat langsung berfungsi sebagai bahasa umum, sehingga pada dekade tersebut bahasa Minangkabau umum identik dengan bahasa Minangkabau dialek Agam. Waktu itu dialek Agam berfungsi menyatukan segenap anggota masyarakat Minangkabau dalam menggunakan bahasa Minangkabau. Akan tetapi, dewasa ini bahasa Minangkabau umum tidaklah berasal dari salah satu dialek bahasa Minangkabau, termasuk juga dialek Agam. Bahasa Minangkabau umum merupakan anasir-anasir bahasa Minangkabau yang bersamaan dan tidak spesifik dari semua dialek yang ada, serta bersifat menyatakan dari berbagai dialek, ragam, dan langgam bahasa Minangkabau.

Bahasa Minangkabau umum merupakan bahasa yang digunakan Oleh penutur bahasa Minangkabau yang berasal dari pelbagai daerah, dan di dalamnya tidak ditemukan atau dikenali lagi spesifikasi dari dialek tertentu. Dialek Agam tidak lagi dipakai dalam percakapan umum antar berbagai daerah asal anggota masyarakat Minangkabau. Bahasa Minangkabau yang dipakai di kota-kota seperti Padang, Bukittinggi, dan kota-kota di luar Sumatera Barat seperti Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, tidaklah sama dengan salah satu dialek bahasa Minangkabau yang ada. Bahasa Minangkabau di kota kota tidak lagi mengandung spesifik daerah-daerah tertentu, Bahasa Minangkabau yang dipakai di kota Padang dan kota-kota lainnya itulah bahasa Minangkabau umum.

Beberapa alasan penyebab tidak dipakainya satu dialek tertentu di kota Padang antara lain: (1) Penduduk kota Padang merupakan percampuran segenap anggota masyarakat Minangkabau yang berasal dari seluruh pelosok nagari “desa” di Sumatera Barat, sehingga sewaktu berkomunikasi tidak lagi memungkinkan digunakannya salah satu dia-